2. KERAJAAN ISLAM DI JAWA
Kerajaan Mataram menjadi salah satu kesultanan Islam yang berkembang pesat di tanah Jawa. Ada berbagai cara yang dilakukan penguasa kala itu demi menjadikan Kerajaan Mataram sebagai pusat agama Islam, misalnya mendirikan rumah ibadah.
Selain itu, kerajaan Mataram juga rutin menerjemahkan naskah Arab, menerjemahkan Al Quran ke bahasa Jawa, hingga mendirikan pesantren demi menjadikan wilayahnya sebagai pusat agama Isla
b. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram
Masa kejayaan berhasil didapatkan saat Sultan Agung Hanyokrokusumo menjabat menjadi raja. Ia diketahui berhasil menyatukan pulau Jawa dengan mendudukkan raja-raja lainnya.
Adapun, wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sayang, masa kejayaan itu harus berakhir karena ia diketahui wafat saat menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 hingga 1629 M.
c. Raja-raja
Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Mataram adalah Sutawijaya atau dikenal juga dengan nama Panembahan Senopati. Kala ia menjabat ia sering melakukan ekspansi ke beberapa daerah untuk mengembangkan wilayah.
Bahkan, para penduduk di daerah yang ditaklukkan harus menganut agama Islam. Hal ini dilakukan demi mencapai keinginannya menjadikan kerajaan Mataram sebagai pusat agama Islam.
Sutawijaya diketahui menjabat selama 26 tahun lamanya dari 1575 M hingga 1601 M. Selanjutnya, di tahun 1601 M kerajaan dipimpin oleh Mas Jolang atau Panembahan Sedo Krapyak.
Sayang, di tahun 1613 M ia meninggal dunia karena gugur dalam usahanya ekspansi kerajaan Mataram ke daerah Krapyak, Yogyakarta. Posisinya pun digantikan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Raja Sultan Agung Hanyokrokusumo menjadi raja terbesar dari semua pemimpin kerajaan Mataram. Namun, di tahun 1645 M ia meninggal dunia karena usahanya merebut Batavia. Selanjutnya, kepemimpinan dipegang oleh Amangkurat I yang tidak lain anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Ia memerintah kerajaan Mataram mulai tahun 1645 hingga 1677 M. Terakhir, kepemimpinan dilanjutkan oleh Amangkurat II hingga akhirnya kerajaan Mataram mengalami keruntuhan.
d. Keruntuhan
Runtuhnya kerajaan Mataram Islam dikarenakan hubungan dengan para kolonial Belanda atau VOC yang tidak baik. Diketahui, Belanda mulai menguasai sebagian besar wilayah kerajaan Mataram saat Raja Amangkurat II memimpin. Hal ini pun membuat rakyat menderita karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Belanda.
e. Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
Ada banyak peninggalan dari kerajaan Mataram Islam, yakni Masjid Agung Gedhe Kauman di Yogyakarta, hingga Masjid Agung Surakarta di Solo. Selain itu, ada juga kitab Sastra Gending yang menjadi sumber sejarah kerajaan mataram islam.
Dalam kitab yang ditulis oleh Raja Sultan Agung Hanyokrokusumo dari kerajaan Mataram, dikisahkan bahwa setiap orang harus menjadi pribadi yang sopan dan santun, baik di keadaan apapun.
simak vidio berikut https://youtu.be/E4mJOi2MRgQ
4) Kerajaan Islam Banten
letak kerajaan Banten
Silsilah Kerajaan Banten
Ada beberapa raja terkenal di Kerajaan Banten. Berikut ini beberapa daftar Raja yang pernah memerintah.
1. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin merupakan raja pertama Kerajaan Banten dan anak dari Sunan Gunung Jati. Saat Kerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan, wilayah Cirebon dan Banten berusaha melepaskan diri. Hingga akhirnya, Kerajaan Banten
2. Maulana Yusuf
Raja kedua Kerajaan Banten adalah Maulana Yusuf yang berkuasa dari tahun 1570 hingga 1580. Selama kepemimpinannya, Kerajaan Banten berhasil menundukan Kerajaan Pajajaran yang berada di Pakuan. kerajaan yang berdaulat. Sultan Hasanuddin sendiri berkuasa selama 18 tahun dari tahun 1552 – 1570 M
3. Maulana Muhammad
Setelah wafatnya Sultan Maulana Yusuf, tahta Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, yakni Sultan Maulana Muhammad. Namun, saat beliau naik tahta masih dalam usia belia, yakni 9 tahun. Sehingga tahta kerajaan dipegang oleh Mangkubumu Jayanegara hingga beliau berusia cukup dewasa, yakni 16 tahun.
4. Pangeran Ratu
Pangeran Ratu atau dikenal dengan Abdul Mufakhir merupakan raja ke empat dan pengganti Sultan Maulana Muhammad. Pada saat tahta beliau masih berusia 5 bulan, sehingga kepemerintahan dibantu oleh Mangkubumi Ranamanggela. Pada pemerintahan Pangeran Ratu inilah bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman pertama kali mendarat di Banten pada tanggal 22 J
5. Sultan Ageng Tirtayasa
Sepeninggalnya, Pangeran Ratu, Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam masa pemerintahan beliau inilah, Kerajaan Banten mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan, Kerajaan Banten menjalin hubungan dengan negara luar, seperti Moghul dan Turki. Walaupun begitu, beliau tidak mau bekerja sama dengan Belanda.
6. Sultan Abdul Nasar
Raja terakhir Kerajaan Banten adalah Sultan Abdul Nasar. Selama masa pemerintahan, beliau masih bersikukuh tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Sayangnya, kekuasaan Belanda semakin kuat. Alhasil, Kerajaan Banten menjadi runtuh.uni 1596.
Masa Keruntuhan Kerajaan Banten
Masa kemunduran Kerajaan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Ageng yang mengalami perselisihan dengan anaknya, Sultan Haji atas perebutan kekuasan. Hal ini yang mulai dimanfaatkan oleh VOC. VOC lebih memihak pada Sultan Haji. Sehingga Sultan Ageng harus pergi ke arah pedalaman Sunda bersama kedua anaknya, Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.
Tetapi, pada tahun 1963, Sultan Ageng berhasil ditangkap dan dipenjara di Batavia. Dilanjutkan dengan Syekh Yusuf pada 14 Desember dan Pangeran Purbaya yang menyerahkan diri. Atas kemenangannya, Sultan Haji menghadiahkan wilayah Lampung kepada VOC.
Setelah wafatnya, Sultan Haji, Banten sepenuhnya dikuasai oleh Hindia Belanda. Sehingga pengangkatan Sultan harus mendapat persetujuan Gubenur Jendral Hindia Belanda.
Akhirnya, Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya dipilih sebagai pengganti Sultan Haji. Kemudian digantikan oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin. Penyerang Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.
Peninggalan Kerajaan Banten
Selama masa kepemimpinan lebih dari 3 abad, Kerajaan Banten memiliki beberapa bukti peninggalan yang menjadi kunci sejarah kejayaannya terdahulu, seperti berikut ini.
1. Masjid Agung Banten
Masjid ini terletak di desa Banten Lama, Kecamaran Kaseman. Keunikan yang dimilikinya adalah bentuk menara yang mirip seperti mercusuar. Bagian atap masjid mirip pagoda. Pada bagian kanan dan kiri terdapat serambi dan makam Kesultanan Banten dan keluarganya.
2. Istana Keraton Kaibon
Istana ini merupakan tempat tinggal bunda ratu Aisyah. Beliau merupakan ibunda dari Sultan Saifudin.
3. Istana Keraton Surosowan
Istana ini menjadi central pemerintahan Kerajaan Banten sekaligus tempat tinggal para sultan Banten.
4. Benteng Speelwijk
Benteng ini merupakan bukti penjagaan Kerajaan Banten atas serangan laut sekaligus digunakan untuk memantau aktivitas pelayaran.