CATATAN
HARIAN GURU
“Siapa
yang mempunyai cita-cita menjadi guru?” salah satu siswa menjawab, “Saya
Bu,tapi takut tidak bisa ngomong,terus takut kalau ada pertanyaan dari siswanya tidak bisa jawab. “Pertanyaan
ini saya sampaikan ketika menyampaikan materi tentang profesi yang memiliki
peranan dalam mendorong pergerakan nasional.
Ternyata permasalahan yang dialami siswa memiliki persamaan yang pernah saya alami ,ketika
belum terjun ke profesi yang sedang saya
jalani sekarang ini. Bahkan , bukan hanya sekedar bisa menyampaikan dan memahami materi saja tetapi tugas guru itu
harus bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
Berharap
memiliki siswa yang beriman, cerdas,disiplin,sehat,jujur dan santun bukanlah
berlebihan, karena harapan itupun sebagaian
terwujud .Sebagaian yang lain masih butuh perhatian khusus dari guru
yang sedang berada dikelas tersebut, karena realita yang saya alami ketika
berada dikelas didapati siswa yang tidak konsentrasi karena adanya permasalahan
yang dialami, tertidur karena semalaman main game,tidak jujur,berbicara
tercela.Hal ini menunjukan bahwa seorang guru dituntut untuk memiliki ketrampilan
khusus dalam menghadapi siswa.
Tidak
bisa dipungkiri,bahwa seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi ketika
berhadapan dengan siswa, terutama penguasaan materi dengan baik dan benar, bisa
menyampaikan materi ajar dengan baik dan menarik,mendidik karakter
mereka,menjadi teladan dalam segala hal,memahami para murid dan memiliki
kedekatan dengan siswa akan tetapi, siswa tetap menghormati.
Untuk
meningkatkan kompetensinya , seorang guru tentu saja harus belajar untuk
mengajar yang tiada henti. Karena, guru
akan menghadapi siswa yang berbeda disetiap tahun ajarannya terbukti
beberapa guru sering membandingkan dalam pembicaraanya, tentang prilaku siswa
yang berbeda setiap angkatan.Siswa juga mengalami perubahan,bisa jadi ketika
SMP senang belajar sejarah tetapi masuk SMA berubah menjadi tidak
suka,celakanya yang menjadi faktornya adalah
guru yang dalam mengajar tidak menarik.Tentu saja ini merupakan
tantangan bagi saya untuk terus belajar.
Adapun tantangan berikutnya yang menyebabkan saya dan para guru untuk terus belajar
mengajar adalah siswa lebih cerdik dari
gurunya, bukankah sering terjadi siswa
mencontek ketika ulangan tanpa diketahui
guru? .Siswa makin kritis ,siswa sekarang lebih berani bertanya dibandingkan
dengan zaman saya dulu. Dunia terus berubah dan berkembang,zaman dulu mengajar
cukup dengan metode ceramah ,peralatan yang digunakan hanya kapur dan papan
tulis berbeda dengan sekarang ,guru
dituntut untuk bisa menggunakan berbagai metode dan menguasai penggunaan
teknologi untuk pengajaran..
Saya
akan mencoba merangkai serpihan pengalaman yang masih saya ingat ,mungkin ini
membutuhkan kerja otak yang ekstra ,tetapi tidak mengapa karena semakin banyak
mengingat tentu saja akan lebih
menajamkan pikiran bahkan menurut kesehatan yang pernah saya baca banyak
berfikir bisa menunda penuaan otak . Terkadang
muncul juga penyesalan apabila sebuah peristiwa penting tidak saya
tuliskan. Sebagai contohnya permasalahan sebagaian guru termasuk saya dalam pembelajaran biasa menggunakan alat peraga dan menerapkan
berbagai metode tetapi tidak terdokumentasi dan tidak menuliskan sehingga
ketika dibutuhkan tentu akan mengalami kesulitan.Hal inilah yang menyebabkan
saya menuliskan pengalaman dalam mengajar .
Saya menjalani profesi sebagai guru hampir
duapuluh tahun, tentu sulit bagi saya untuk bisa menuliskan semua
pengalaman tapi setidaknya tulisan ini bisa meninggalkan jejak yang sewaktu-waktu
bisa saya baca kembali. Ada harapan yang lebih
yaitu tulisan ini bisa dibaca orang lain dan bermanfaat ,dengan demikian
bisa mendatangkan kebahagiaan bagi saya juga.
Semua
orang yang pernah sekolah,pasti pernah menghadapi karakter teman yang
berbeda-beda.Buktinya ,ketika kita sedang reuni ataupun pembicaraan melalui
sosmed sering membicarakan kebiasaan teman-teman kita sewaktu sekolah dulu .
Lebih seru lagi, apabila dilanjutkan
dengan profesi sebagai seorang
guru,tentunya akan lebih banyak pengalaman dalam menghadapi siswa yang beragam
karakternya.
Membicarakan
prilaku siswa bagi guru, sama menariknya dengan membicarakan anak
sendiri.Kadang kita dibuat tertawa terpingkal-pingkal oleh tingkah lucu
mereka,namun sering juga jantung berdegup lebih kencang dengan prilakunya,
bahkan sampai sulit tidur memikirkan
mereka.
Sekolah
tempat saya mengajar hanyalah kota kecil tetapi dari sekolah inilah saya punya
harapan besar, bisa mengantarkan siswa menjadi generasi-generasi yang beriman
dan bertanggung jawab untuk memajukan bangsanya.Harapan ini tidaklah berlebihan
karena saya melihat sikap antusias siswa ketika sedang berlangsung pembelajaran
yang ditunjukan dengan keaktifan mereka dalam memperhatikan penjelasan guru ,bertanya dan ketika diberikan penugasan
mereka mengerjakannya dengan baik. Sebagaian besar siswa juga mentaati
tata tertib yang ada disekolah, baik dalam berpakaian maupun bersikap.
Budaya
siswa menghormati guru di sekolah ditunjukan juga pada sikap santunnya ketika
berbicara dengan guru. Meminta saran ,sering juga dilakukan oleh siswa ketika
akan melakukan sesuatu.
Jarak
rumah dengan sekolah tempat saya mengajar tidak terlalu jauh sehingga kadang saya
memutuskan untuk jalan kaki saja.Mengingat manfaat jalan kaki yang begitu
banyak antara lain:membakar kalori,menguatkan tulang,menguatkan jantung
sehingga jantung dalam memopa darah keseluruh anggota tubuh menjadi lancar dan
konon bisa mengurangi stress.Sewaktu sedang jalan kaki, sering siswa menawarkan
untuk mengantar tetapi biasanya saya hanya menjawab “terimakasih,mbak/mas Ibu lagi menikmati jalan kaki sambil
mampir-mampir”.
Siswa sering juga menunjukan rasa empatinya
terhadap siswa yang lainnya misalnya
menjenguk teman yang sakit,mengingatkan
sewaktu temannya melakukan kesalahan bahkan sampai membantu keuangan,waktu itu
sekolah menylenggarakan studytour ke Bali dalam satu kelas ada satu yang tidak
bisa ikut karena tidak bisa membayar maka ada inisiatif dari kelas tersebut
untuk iuran, akhirnya terkumpul sejumlah uang untuk bisa melunasi pembayaran studytour temannya.
sehingga dalam satu kelas itu ikut studytour semua.
Bangga
dan bahagia menjadi seorang guru juga
terasa apabila siswa dekat dengan
kita.Kedekatan itu bisa kita lihat dari cara mereka menyambut kehadiran kita di
kelas dengan sapaan”Apa kabar, ibu?”, “Ibu, sini aku yang bantu?”.sering juga
siswa memberikan hadiah yang dilakukan oleh perorangan ataupun dengan cara
patungan ,kalau melihat harganya mungkin tidak seberapa, tapi kita merasakan perhatian
mereka yang menjadikan kita terharu.
Beban
mata pelajaran dan tugas-tugas yang banyak tidak menjadikan mereka kehilangan
hiburan karena ada saja prilaku lucu
yang membuat kita tertawa. Diantaranya ketika saya meninggalkan kelas untuk
suatu keperluan sehingga perlu
meninggalkan tugas, para siswa sepertinya siap mengerjakan tetapi sebelum jam
pelajaran saya berakhir saya memasuki kelas kembali dan mengetahui bahwa siswa
bukan sedang mengerjakan tugas yang saya berikan tetapi menonton film bersama
melalui LCD.Komentar saya, MasyaAllah keren banget seperti di twenty one.”Apa
sich Bu, Twenty one “Tanya salah satu siswa . Maklum di daerahnya sekarang
tidak ada bioskop apalagi yang kelas ekslusif seperti Twenty one setelah orang
bisa mengakses film melalui berbagai media.Saya pun menanyakan tugas yang saya
berikan”,sudah selesai belum tugasnya?” serempak mereka menjawab, “beluuum”.kemudian
saya membuat pernyataan,sebenarnya saya tidak ingin memberikan PR akan tetapi
sebagai konsekwensi karena kalian tidak menyelesaikan tugas mapel ini di
Sekolah, maka kalian harus menyelesaikannya dirumah.
Kami
juga sering menikmati kemajemukan kecerdasan siswa,misalnya ketika ada
anak sedang presentasi atau guru sedang
membahas materi ajar ada saja prilaku anak yang asik dengan dunianya sendiri
dengan menyanyai merdu yang diiringi musik dari meja yang di tabuhnya
dengan teratur.Kalau sudah begini biasanya saya menyerah untuk memberikan waktu
kepada anak tersebut tampil didepan
kelas sebagai selingan.
Ketika
melihat suasana kelas diwaktu istirahat akan tampak berbeda dengan suasana
jaman saya sekolah dulu,biasanya guru piket diistirahat pertama melalui
mikrofon menghimbau para siswa untuk mengerjakan sholat dhuha,memang ada
beberapa siswa yang pergi kemasjid akan
tetapi sebagian besar memilih membuka bekal makan yang mereka bawa dari rumah
karena mungkin belum sempat sarapan sehingga saat istirahat seperti jam makan ,ada
juga yang sekedar membuat minuman karena
sekolah jaman sekarang menyediakan
dispenser,kuatir siswanya kurang minum. Para guru memaklumi saja karena mereka
juga sedang menyusun kekuatan untuk menghadapi pelajaran berikutnya . berbeda
dengan saat istirahat kedua yang bertepatan dengan waktu sholat dhuhur biasanya
guru ngecek ke kelas untuk memastikan
bahwa semua siswa yang tidak berhalangan
melaksanakan sholat .Para guru melakukan pengecekan itu karena kepala sekolah
selalu mengingatkan kepada para guru” ketika anak di sekolah maka tanggung
jawab kita untuk mendidiknya termasuk dalam ibadah sholat,apabila ada anak yang meninggalkan sholat
maka yang dosa adalah kita semua”.
Setiap
pagi sebelum pembelajaran dimulai siswa wajib mengumpulkan hp untuk dititipkan
ke wali kelas dan bisa mengambil kembali ketika hendak pulang atau boleh juga
mengambil ketika guru yang sedang mengajar menghendaki penggunaan hp sebagai
alat bantu dalam pembelajaran,namun ada saja siswa yang curang dengan sengaja
tidak mengumpulkan.. Pernah terjadi siswa
menyembunyikan hp dibawah kursi tempat duduknya dengan cara membuat saku
dari lakban di kursinya.Ini bukti kecerdikan mereka,jadi gregeten tapi juga
membuat kita tertawa.
Waktu
belajar di Sekolah sekarang memang lebih lama dari jam 07.00 sampai jam 15.00.
Pada awal diberlakukan jam belajar yang
seperti itu banyak siswa yang mengeluh tetapi sekarang mungkin sudah
beradaptasi sehingga terlihat lebih enjoy walaupun kadang ada beberapa siswa yang mengalami kejenuhan
.Hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan
metode pembelajaran untuk mengatasi serangan virus kejenuhan tersebut.
Beberapa
masalah siswa , terjadi juga di sekolah tempat saya mengajar misalnya terlambat
masuk kelas, tidak mengerjakan tugas,berlaku curang ketika ulangan,makan atau minum
ketika pembelajaran dan saling mencela antar sesama teman merupakan masalah
yang bisa di bilang menjadi langganan ,akan tetapi saya menganggap perbuatan tersebut menjadi tanggungjawab
dan tugas dari guru sebagai pendidik
untuk mengarahkan dan menasehati dengan baik,dengan harapan siswa akan
berubah lebih baik tanpa harus dipaksa.
Keberhasilan
pendidikan bukan hanya tanggungjawab sekolah. Tetapi merupaka tanggung jawab
bersama antara sekolah, keluarga dan lingkungan. Karena, berdasarkan
pengamatan, kebanyakan siswa yang bermasalah di sekolah merupakan siswa yang hubungan dengan keluarganya tidak harmonis,orang tua yang
belum bisa menjadi teladan dan lingkungan yang buruk
Sebagai
manusia, guru tentulah tidak sempurna. Hal ini ditunjukan dengan adanya siswa
yang mengeluhkan tentang sikap guru yang memberi tugas terlalu banyak,kurang
disiplin masuk kelas.
Ada
dua peristiwa yang masih saya
ingat.Pertama ,seorang siswa mendapat beasiswa
kuliah di luar negeri karena rasa senangnya ,seorang guru foto dengan siswa tersebut, ada pemandangan
yang menurut saya tidak sesuai karena siswa yang lainnya terlihat merasa di
abaikan.Kedua,peristiwa pertama terulang setelah seorang siswa
dinyatakan diterima di
Universitas Fak. Kedokteran melalui
jalur SNMPTN.Saya tidak tahu apa yang dirasakan siswa ketika melihat guru yang
mengajak foto siswa yang dianggap sukses tersebut. Tetapi saya pernah membaca
sebuah tulisan di facebook yang mengungkapkan kekecewaan seorang siswa
terhadap gurunya, yang inti tulisanya,” gurunya hanya memperhatikan siswa yang sukses-sukses saja.” Menurut
saya tulisan di facebook tersebut,mewakili ungkapan kekecewaan siswa.
Diakhir
tulisan ini, saya berharap mudah-mudahan siswa siswi semuanya yang ada dinegeri
ini diberikan berbagai kecerdasan untuk memajukan bangsa ini dan diberikan
keselamatan di akherat kelak.Aamin
0 Post a Comment:
Posting Komentar